'Seperti Apa Istri yang Shalihah Itu?
Terbayang di benak
kita, istri shalihah adalah wanita yang senantiasa menjaga
shalat, banyak melakukan shalat sunnah, berpuasa
bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji, rajin melaksanakan ibadah umrah, tak pernah berhenti berdzikir kepada Allah salat
malam dan komitmen menjaga hijab dan
memelihara rumah. Bahkan ada seorang wanita yang merasa dengan mengamalkan itu
semua, seorang wanita sudah dianggap wanita shalihah, kalau dilihat dari satu sisi
kacamata, pemahaman seperti itu tidak salah – insya Allah – dia sudah dikatakan
wanita shalihah sebagaimana yang dirasakan oleh kebanyakan wanita atau akhwat
sekalipun ( istilah dalam bahasa arab untuk wanita ) bila dilihat dari sisi
kepentingan pribadi wanita itu saja. Akan tetapi, pemahaman itu masih kurang
sempurna bila hanya dilihat dari manfaatnya untuk dirinya saja atau keshalihan
dirinya saja tanpa memperhatikan manfaat buat orang lain atau keshalihan buat
orang lain terutama suaminya yang tersayang, itu bisa dilihat dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berkaitan dengan
penjelasan beliau tentang definisi wanita shalihah. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah
bertaqwa kepada Allah daripada istri yang shalihah. (Yaitu), bila ia
menyuruhnya maka ia mentaatinya, bila suami memandangnya membuat hati senang,
bila bersumpah maka ia mendukungnya, dan bila ia pergi maka ia dengan tulus
menjaga diri dan hartanya.” (HR. Ibnu Majah).
Dari Sa’ad bin Abi
Waqqas rahimahullah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Empat hal yang termasuk
kebahagiaan, yaitu istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang
shalih dan kendaraan yang nyaman. Dan empat hal termasuk penderitaan adalah
tetangga yang buruk, istri yang buruk, kendaraan yang buruk dan tempat tinggal
yang sempit. (HR. Ahmad).
Dalam hadits di atas
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,
wanita shalihah merupakan salah satu sebab kebahagiaan dari empat sebab
kebahagiaan. Dan sebaliknya, wanita yang tidak shalihah merupakan salah satu
dari empat penyebab kesengsaraan. Hadits Beliau shallallahu
‘alaihi wasallam berikut mempertegas hal tersebut.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalihah.
1> Jika engkau memandangnya,
engkau akan kagum kepadanya.
2> Dan jika engkau pergi darinya,
engkau tetap merasa aman tentang dirinya dan hartamu.
Dan di antara kesengsaraan
adalah
1> wanita yang apabila engkau
memandangnya, engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor
kepadamu.
2> Dan jika engkau pergi darinya,
engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu.” (HR. Ibnu Hibban di dalam as-Silsilah ash-Shahihah, hadits no. 282).
Tampak jelas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan
empat karakteristik wanita shalihah. Keshalihan seorang wanita tidak hanya
terbatas pada banyaknya shalat, baca qur'an, puasa, haji, umrah atau banyak
berdzikir kepada AllahAzza wa Jalla. Empat sifat atau
akhlak di atas berkaitan dengan kepuasan dan ridha suami terhadap istri, dari
mulai sikap mentaati, berhias, dan menjaga diri serta memelihara harta sang
suami.
Seorang wanita,
apabila shalat dengan baik, qiyamul-lail hingga
kakinya bengkak, selalu berpuasa, dan lisannya senantiasa berdzikir serta
berhijab dengan sempurna, ia tidak bisa disebut sebagai wanita shalihah apabila
ia selalu melawan suami, berpenampilan kurang sedap di hadapan suami, bersikap
kurang ramah, tidak menjaga dirinya,
serta membelanjakan harta suami tanpa seizinnya dan memperturutkan hawa
nafsunya, yang lainya misalnya merasa tidak puas dengan perekonomian sang suami
sehingga selalu menuntut tiap hari keurangan-kekurangan yang ada, bahkan begitu banyak wanita-wanita
yang mengaku dirinya wanita shalihah minta diceraikan hanya gara-gara urusan
materil saja, waliyadzubillah, manakah salah satu sifat keshalihahnya terhadap
suami dari sifatnya yang qonaah?
Oleh karenanya, keberadaan wanita shalihah
semestinya dipandang dari tujuan utama diciptakanya wanita, yaitu berfungsi
sebagi sumber ketenangan dan ketenteraman suami.bila seorang wanita belum bisa
membuat suaminya tenang didalam dan diluar rumah maka masih dipertanyakan keshalihahnya
atau keshalihahnya belum sempurna, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu dari istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu
yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)